Ads 468x60px

Sabtu, 29 Oktober 2011

Sistem Listrik

Pemakaian aki kering (dry battery) memang terasa sangat praktis. Karena selama pemakaian tak perlu repot-repot lagi memeriksa atau menambah larutan pengisinya. Lain halnya dengan pemakaian jenis aki basah (konvensional) yang selama ini kita kenal. Pengguna aki jenis basah harus lebih rajin untuk memeriksa dan mengisi air aki.
Mungkin karena selama pemakaiannya terasa lebih praktis itulah, membuat banyak orang tertarik untuk memakai jenis aki kering yang di Eropa dan Amerika populer dengan sebutan maintenance free battery ini. Meskipun harganya lebih mahal dibandingkan aki konvensional, aki kering tetap dianggap lebih efisien. Karena disamping tak perlu lagi mengisi air aki selama pemakaian, umurnya pun bisa mencapai 3 hingga 4 tahun. Sementnara itu pada aki jenis konvensional, pengguna harus selalu rajin memeriksa dan menambah air aki. Jika sampai teledor atau kelupaan untuk memeriksanya secara berkala, bisa membuat aki cepat rusak. Namun bila terawat dengan baik aki ini juga bisa bertahan dalam waktu lumayan lama dari 2 hingga 4 tahun.


Bagi pemilik kendaraan yang mengutamakan kepraktisan (tak mau terlalu direpotkan untuk mengurus aki) atau yang awam mengenai seluk beluk perawatan aki, akan lebih cocok dan menyukai pemakaian aki kering. Namun sayangnya dari berbagai keunggulan aki kering tersebut, ada juga beberapa kekurangannya. Seperti jika dilihat dari harganya, aki maintenance free lebih mahal hingga 2 atau bahkan 3 kali lipat dibanding dengan aki konvensional. Sehingga pemakai aki kering kebanyakan terbatas pada kendaraan-kendaraan kelas menengah (biasanya kendaraan komersial) "cukup puas" dengan memakai aki konvensional pada kendaraannya.

Satu lagi yang banyak ditemui dan dikeluhkan oleh pengguna aki kering, ternyata aki jenis ini kurang begitu sesuai untuk iklim tropis seperti di Indonesia. Dimana musim panasnya cukup panjang (6 bulan). Apalagi pada saat yang lebih khusus lagi, seperti sering mengalami kemacetan lalu lintas atau medan yang dilalui cukup berat. Sehingga suhu mesin dan sekitarnya meningkat hingga pada akhirnya berpengaruh terhadap keawetan aki kering.
Pada dasarnya penyebutan aki kering hanyalah sekedar istilah. Ternyata memang di dalam aki jenis ini tak sepenuhnya "kering", sebab terdapat gel (larutan padat) pada sel-selnya sebagai pengganti peran air aki seperti pada aki konvensional. Bila ski mengalami cuaca yang panas secara terus-menerus (panjang) seperti pada iklim tropis di Indonesia, ternyata terjadi penguapan pada gelnya, sehingga lama kelamaan jadi benar-benar kering dan tak berbentuk gel lagi. Padahal pada jenis aki ini tak mengenal penambahan air aki (bebas perawatan). Akhirnya pada saat gel mengering tentu saja aki jadi tak berfungsi seperti yang diharapkan atau bisa dikatakan rusak. Hal inilah yang menjadi masalah, sehingga menyebabkan aki kering jadi tak berumur panjang.
Karena kurang sesuai dengan iklim tropis tersebut, aki kering di Indonesia bisa dinilai pemakainnya pun jadi kurang ekonomis lagi karena harganya yang lebih mahal, tetapi jangka waktu pemakaiannya tak begitu lama seperti yang diharapkan. Sampai kini para peneliti di berbagai perusahaan aki terkemuka di dunia terus mencari upaya agar gel yang cepat mengering pada iklim tropis dapat dicari solusinya. Sementera ini teknologi yang cukup memberikan solusi adalah mengembangkan kombinasi jenis kering dan basah (hybrid), yaitu aki kering yang diberik lubang pengisian cairan untuk menjaga agar gelnya tidak kering. Pada kutub positifnya terdapat bahan kalsium, sedangkan pada kutub negatifnya terbuat dari bahan timah.
Dengan model sistem ini, aki hybrid bisa lebih awet di daerah tropis karena pada prinsipnya tetap diberi cairean secara berkala, misalnya setiap 6 bulan agar gel-nya tak kering sehingga usia dry battery yang mahal ini bisa bertahan seusai umurnya antara 3 hingga 4 tahun.
Waspada Bahaya Korsleting!
Jika kita kurang menaruh perhatian terhadap perawatan aki, akan dapat menyebabkan umur pemakaiannya pendek atau cepat rusak. Sebenarnya tak sesederhana itu, aki yang tidak terawat bukan saja akan membuat aki tersebut tak awet dan mengganggu kinerja mobil, tapi juga beresiko meledak. Walaupun kasus meledaknya aki tak sering terjadi, tapi jika perawatan dan kebersihannya kurang, ditambah juga faktor sembrono seseorang membuat kemungkinannya jadi semakin besar.
Yang perlu diperhitungkan adalah jika betul-betul aki sampai meledak, akan menimbulkan berbagai kerusakan cukup berarti. Sebab semburan air aki yang bersifat korosif dan merusak komparteman mesin, pipa, juga sistem kabel. Bahkan bisa saja terjadi saat kita sedang membuka kap mesin dan berdiri cukup dekat dengan aki. Hingga tak mungkin lagi menghindari semburan larutan air aki yang dapat mencederai badan kita. Jadi perlu antisipasi berbagai hal yang dapat menyebabkan kejadian tersebut.
Ada berbagai kemungkinan penyebab terjadinya ledakan pada aki. Seperti kita ketahui, baterai menghasilkan arus listrik dari reaksi kimia. Dari reaksi kimia tersebut terbentuk satu unsur gas, yaitu hidrogen. Dimana hidrogen adalah gas yang sangat mudah terbakar. Karena dari reaksi kimia dalam baterai akan timbul panas, ditambah lagi suhu kompartemen mesin yang tinggi (bisa karena overheat) dapat membuat gas hidrogen ini tersembur menguap keluar. Bahaya mengancam bila saat itu terjadi korsleting (arus pendek) sehingga timbul loncatan/percikan api di sekitar kutub baterai. Jika secara kebetulan gas hidrogen terpercik api tersebut, bisa dibayangkan apa yang terjadi. Buuum!!! Terjadilah ledakan.
Sumber percikan api bisa saja dari aki itu sendiri, atau bisa pula karena keteledoran penggunanya. Pernah terjadi gara-gara mengutak-atik mesin di samping aki sambil merokok, kemudian api rokok itu tersambar uap hidrogen yang menguap dari aki itu sendiri.
Pemicu percikan api yang lain adalah sentuhan antnar plat di dalam aki. Dengan bertambahnya usia pakai aki, permukaan air aki menjadi turun hingga membuat plat bagian atas tak lagi terendam air aki. Hal ini lama kelamaan bisa menyebabkan plat melengkung. Ketika kunci starter diputar, permintaan akan arus listrik dalam jumlah besar untuk menggerakan motor starter bisa menyebabkan plat bengkok itu jadi lentur yang bisa saja bersentuhan dengan plat lainnya hingga terjadi korsleting dan menimbulkan percikan api. Sebaiknya, selalu dijaga agar larutan selalu pada batas level yang ditentukan. Jika larutan berada pada dibawah level lower, menyebabkan larutan terlalu pekat dan dapat merusak separator aki. Untuk menghindari hal ini perlu ditambah aquades. Penyebab korsleting yang paling sering adalah kutub-kutub aki dan sistem kabel yang kotor. Kotoran itu menghambat jalannya arus listrik dan bisa menimbulkan loncatan bunga api pada saat menstarter kendaraan. Oleh sebab itu sangat penting untuk menjaga kebersihan kutub-kutub dan kabel-kabel pada aki. Usahakan selalu bersih dari kotoran, air, dan karat.
Ada lagi penyebab terjadinya ledakan aki yang lain, yaitu karena kesalahan pada saat men-jumper. Kebanyakan pelaku membuat kesalahan dengan memasang kabel jumper ke aki yang bagus (kuat), kemudian menyambungkan ke aki s oak (lemah). Hal ini bisa menyebabkan timbulnya percikan api. Biasakan untuk memasang kabel jumper pada aki lemah lebih dahulu, sebelum disambungkan ke aki yang normal.
Keadaan Darurat, Jumper Saja!
Jika suatu saat kondisi aki tak normal atau tekor, tentu akan mengganggu sistem penyalaan awal (start) pada mesin. Perlu diketahui pada saat menstarter mobil dibutuhkan arus yang cukup besar dari aki. Karena aki tak normal, arus yang dihasilkan
pada saat itu tak cukup besar untuk menggerakkan motor starter. Hal ini membuat mesin tak mampu dihidupkan atau dijalankan alias mogok. Untuk menghidupkan mesin, orang sering melakukan dengan jalan mendorong mobil. Tetapi hal ini tentu saja membutuhkan tenaga dan bantuan orang lain agar cukup kuat mendorong mobil. Cara lain yang bersifat darurat adalah dengan meminta bantuan pengendara mobil lain utnuk menghidupkannya. Istilah umumnya adalah men-jumper antar aki. Tapi hal ini harus dilakukan dengan hati-hati. Jika tidak malah akan menyebabkan kerusakan pada Electronic Control Unit (ECU), terutama pada mobil yang menggunakan sistem injeksi atau Elecronic Fuel Injection (EFI).
Prosedurnya adalah, siapkan dulu kabel jumper dan posisikan kedua mobil berdekatan tapi tidak saling menyentuh. Matikan semua lampu, radio, AC, dan komponen elektronik lainnya. Jika kutub-kutub aki kedua mobil kotor sebaiknya bersihkan dulu. Buka tutup aki dan ganti dengan kain untuk mengurangi bahaya ledakan yang mungkin timbul.
Mesin mobil dengan aki normal (sehat) dihidupkan dan biarkan pada putaran idle (langsam) untuk beberapa saat. Hubungkan kabel jumper positif dari aki lemah ke baterai kuat, disusul kabel jumper negatif. Tunggu berapa saat, sekitar 3 menit. Jika pengisian aki dirasa cukup, cobalah menstarter mobil yang mogok. Setelah berhasil, lepaskan kabel jumper dengan urutan terbalik, kabel negatif dulu baru positif.
Kebiasaan memeriksa aki secara rutin akan sangat mempengaruhi usia pakai dan performa kerja perangkat penghasil arus listrik ini. Saat memeriksa berikan perhatian lebih untuk memeriksa kebocoran elektrolit, korosi konektor, keretakan pada tutup/kotak aki, dan kerenggangan pada komponen aki. Jangan lupa bersihkan pula kutub-kutub aki.
Aki Terawat, Kendaraan Aman dan Nyaman
Baterai atau aki (accu) jelas merupakan salah satu bagian penting dari kendaraan. Jika suatu saat aki kendaraan kita tak berfungsi dengan baik, maka kenikmatan dan kenyamanan dalam berkendara akan hilang. Bayangkan saja bila aki tak normal atau tekor, untuk menghidupkan mesin saja harus memerlukan bantuan orang lain buat mendorong kendaraan. Bagaimana jika aktivitas kita cukup tinggi dan waktu yang sangat terbatas? Yang jelas sangat menjengkelkan. Belum lagi masalah keamanan jika lampu-lampu sein dan klakson tak berfungsi karena aki tekor. Bisa sangat berbahaya kan? Untuk itu jangan anggap enteng peran aki mobil Anda.
Dari ulasan dia atas dapat disimpulkan, bahwa fungsi aki sangat penting bagi kendaraan. Akan tetapi ironisnya hanya sebagian kecil dari pemilik mobil yang rajin mengecek dan paham akan pentingnya perawatan aki, khususnya aki konvensional atau ada yang menyebut dengan aki basah.
Memeriksa kondisi aki yang paling mudah adalah lewat lampu, klakson, serta dinamo starter. Aki dapat diperkirakan bagus atau tidaknya dengan jalan menyalakan lampu utama, klakson, atau saat menghidupkan mesin mobil. Jika lampu utama menyala dengan redup, klakson lemah, atau dinamo starter tidak berputar atau berputar tapi lambat dan terasa berat, maka sudah dapat dipastikan pengisian muatan listrik pada aki mobil tidak bekerja dengan baik. Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama pemakaian aki, seperti perawatan aki (basah) itu sendiri. Pada saat membeli aki yang baru, sebaiknya pilih aki yang belum terisi dengan larutan accu zuur (H2SO4). Jadi kita lebih yakin dengan kualitas accu zuur yang kita beli dan tuang sendiri. Di mana accu zuur yang diharapkan adalah yang mempunyai berat jenis 1,26 dan kadar impurity yang rendah.
Tuang accu zuur ke dalam 6 sel aki hingga standar level yang tertera atau 5 mm di atas separator. Setelah itu aki jangan langsung dipakai, sebaiknya diamkan dulu minimal 3 jam. Tujuannya adalah agar accu zuur telah cukup meresap (penetrasi) ke dalam plat aki. Jika ada peningkatan suhu pada aki (badan aki tersa hangat), berarti terjadi oksidasi pada plat. Untuk itu perlu menyetruman (charging), sampai mencapai voltase ang diharapkan.
Pastikan lubang pada dop (tutup aki) tidak tertutup, agar penguapan tak tertahan. Jangan lupa memeriksa, membersihkan, dan menambahkan air pengisi aki pada saat diperlukan. Periksa bagian luar aki, seperti tempat aki, tutup atau sumbat aki. Jika kurang sempurna, perbaiki atau ganti baru kemudian kencangkan mur penguncinya. Bersihkan kepala aki serta terminal kabel dengan sikat kawat kemudian oleskan sedikit gemuk/grease yang berkualitas baik, agar tahan terhadap panas dan karat. Kemudian hubungkan kembali masing-masing terminal dengan kepala aki, lalu kencangkan dengan baik mur serta baut-baut penguncinya. Jangan terlalu keras karena bahan timah pembuatnya mudah patah.
Selama dalam pemakaian, tinggi permukaan larutan elektrolit akan turun, karena larutan elektrolit akan jadi panas dan menguap pada saat pengisian muatan listrik (pada saat mesin mobil dihidupkan), karena itu periksa tinggi permukaan larutan elektrolit. Jika kurang dari yang ditentukan, tambahkan air suling. Air harus ditambahkan sampai tanda batas tertinggi upper level jangan kelebihan.
Jangan menunda mengisi air suling sampai permukaan elektrolit turun sedemikian rupa, sehingga lempengan atau sirip-sirip timbal pada bagian kutub positif dan k utub negatif muncul di atas permukaan larutan elektrolit, atau di bawah tanda Lower Level. Kekurangan larutan elektrolit seperti ini akan mengakibatkan plat jadi putih sehingga tidak dapat dipergunakan lagi.
Battery Load Tester

Alat ini sering terdapat pada bengkel-bengkel aki. Dengan memakai alat ini akan dapat diketahui kondisi aki (Battery Condition). Jika kondisi aki normal dan baik, saat dilakukan pengetesan, jarum penunjuk akan menunjuk pada area "OK". Sebaliknya jika aki sudah tidak normal, jarum tak akan sampai pada daerah "OK" tersebut. Kerusakan pada aki ini bisa karena elemen yang rusak, separator yang bocor, dan sebagainya.
Kegunaan lainnya adalah dapat membaca berapa arus listrik (State of Charge) yang bisa dikeluarkan oleh aki. Ada kalanya arus listrik yang dihasilkan oleh aki tak sesuai dengan speknya. Misalkan saja tertulis 60 Ampere-Hours. Ini berarti selama 20 jam (standar) aki harus mampu mengangkat beban kerja sebsar 3 Ampere (60-20). Jika sebelum waktu 20 jam arus aki telah habis, berarti kemampuan aki tersebut kurang dari 60 Ampere.
Satu lagi, alat ini dapat dipakai sebagai patokan saat jalannya pengisian aki (Charging System). Fungsinya mirip voltmeter. Jadi dapat menghindari terjadinya pengisian yang berlebih (Over charge).
Hidrometer
Sebagai tambahan, isi muatan listrik larutan elektrolit bisa dicek melalui pengukuran Berat Jenis Elektrolit (BJE). Berat jenis elektrolit turun sebanding dengan besar berkurangnya muatan listrik setelah aki terpakai. Maka isi muatan dapat ditentukan dengan mengukur berat jenis elektrolitnya. Jika berat jenis larutan elektrolit turun dibawah 1.200, maka aki perlu mendapat tambahan pengisisan mautan listrik segera. Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis larutan atau density adalah hidrometer. Dengan alat ini dapat diketahui tingkat kelayakan density larutan pengisi aki, dimana normalnya 1.260 sampai 1.280. Pada alat ini angka normal kelayakan larutan aki ditandai dengan warna dasar hijau. Berat jenis yang menandakan bahwa aki sudah hampir habis. Angka density-nya berada antara 1.225 samapi 1.250. Pada hidrometer daerah density ini berwarna dasar putih. Meskipun aki masih bisa dipakai, tetapi tak lama kemudian pasti akan segera turun lagi densitynya. Untuk itu harus segera disetrum (chargeing) lagi. Sedangkan bila daerah density dengan warna dasar merah antara 1.220 sampai dengan 1.110 menandakan aki tak akan bisa mampu menghasilkan arus sesuai dengan kemampuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar